Perception of Local Community of Pinogu Toward Forest and Its Utilization

Main Article Content

Diah Irawati Dwi Arini
Isdomo Yuliantoro

Abstract

This study was aimed to obtain the Pinogu local peoples’s perception of the forest for their lives and to identification of forest resources utilization. Pinogu is a Bogani Nani Wartabone National Park’s enclave. The research was conducted in 2017 at Pinogu Sub-district which included five villages there are Bangiyo, Pinogu Induk, Pinogu Permai, Tilongibila and Dataran Hijau. Data collected with survey method by interviewing 150 respondents from five villages. Data was analyzed using, Likert Scale, Kendall Tau Correlation test and descriptive qualitative. Overall, the results showed forest perception in Pinogu’s local peoples was in fairly good category with value 79.69 from 40 - 100 and influenced by position in village communities variable. The local peoples utilized the forest resources inculdes hard wood, rattan, medicinal plants, wild animals, forest fruits, forest mushrooms, honey. This forest resources obtained from the forests around Pinogu and inside area of Bogani Nani Wartabone National Park.

Article Details

Diah, D. I. D. A., & Isdomo , I. Y. (2019). Perception of Local Community of Pinogu Toward Forest and Its Utilization. Jurnal Wasian, 6(2), 111-123. https://doi.org/10.62142/7qbgnp11
Articles

Adrianto., H. Umar., & Toknok, B. (2015). Pola penyebaran pohon gofasa (Vitex cofassus Reinw. Ex Blume) di Kawasan Tahura Palu. Jurnal Warta Rimba, 3(2), 15-20.

Ahmad, I., & Paserangi, A. (2018). Initiating the Community Economic Improvement through Intellectual Property Registration of “Robusta Pinogu Coffee. Hasanuddin Law Review Journal 4(1), 103-112.

Annisah, N., Sudhartono, A., & Ramlah, S. (2014). Karakteristik fisik habitat leda (Eucalyptus deglupta) di Jalur Pendakian Gunung Nokilalaki Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Warta Rimba, 2(2), 42–48.

Apal, R. U., Ariyanti, N. S., Walujo, E.B,. & Dorly. (2018). Pemanfaatan tumbuhan obat oleh Suku Tougutil di Daerah Penyangga Taman Nasional Aketajawe Lolobata. Jurnal Sumberdaya Hayati, 4(1), 21-27.

Arham, S., Khumaidi, A., & Pitopang, R. (2016). Keanekaragaman jenis tumbuhan obat tradisional dan pemanfaatannya pada Suku Kulawi di Desa Mataue Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Jurnal Biocelebes, 10(2), 1-16.

Ariani., Surjono., & Ari, I. R. D. (2015). Bentuk pengelolaan sumberdaya hutan di Desa Kololio Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah. Jurnal Indonesian Green Technology, 4(2), 36 – 45.

Badan Pusat Statistik. (2016). Kecamatan Pinogu dalam Angka 2016. Gorontalo: BPS Bone Bolango.

Damiati, V., Lumangkun, A., & Dirhamsyah, M. (2015). Partisipasi masyarakat dalam melestarikan Kawasan Hutan Lindung Gunung Buduk sebagai sumber air bersih di Desa Idas Kecamatan Noyan Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari, 3(1), 142-149.

Dimara, P. A. (2011). Teknik pemanenan gaharu oleh masyarakat di Kabupaten Manokwari. Beccarina Botanical Research Bulletin, 13(1), 37-44.

Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi. (2013). Ekspedisi NKRI Koridor Sulawesi. Surabaya: Buku Jawa Pos.

Hamdan., Achmad, A., & Mahbub, A. S. (2017). Persepsi masyarakat terhadap status kawasan Suaka Margasatwa Ko’mara Kabupaten Takalar. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 9(2), 105-113.

Hartanti, G. (2012). Perkembangan material rotan dan penggunaan di dunia desain interior. Humaniora 3(2), 494–503. Retrieved from http://research-dashboard.binus.ac.id/uploads/paper/document/publication/Proceeding/Humaniora/Vol. 3 No. 2 Oktober 2012/16_DIN_Grace Hartanti.pdf.

Irawan, A., Iwanuddin., Halawane, J. E., & Ekawati, S. (2017). Analisis persepsi dan perilaku masyarakat terhadap keberadaan kawasan KPHP Model Poigar. Jurnal Penelitian dan Sosial Ekonomi Kehutanan, 14(1), 71-82.

Iskandar, D., & Suhendra, A. (2013). Uji inokulasi fusarium sp untuk produksi gaharu pada budidaya A. Beccariana. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, 14(3), 182–188. Retrieved from http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal2011/index.php/jsti/article/download/938/883.

Kadowangko, N. Y., Latief, M., & Yusuf, R. (2018). Inventory of traditional medicinal plants and their uses from Atinggola, North Gorontalo District, Gorontalo Province, Indonesia. Journal Biodiversitas, 19(6), 2294 – 2301.

Kaharap, A. D., Mambo, C., & Nangoy, E. (2016). Uji efek antibakteri ekstrak batang akar kuning (Arcangelisia flava Merr.) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Jurnal Biomedik, 4(1), 1 – 4.

Kalima, T., & Jasni. (2010). Tingkat kelimpahan populasi spesies rotan di Hutan Lindung Batu Kapar, Gorontalo Utara. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 11(4), 439 – 450.

Katili, A. S., Latare, Z., & Naouko, M. C. (2015). Inventarisasi tumbuhan obat dan kearifan lokal masyarakat Etnis Bune dalam memanfaatkan tumbuhan obat di Pinogu, Kabupaten Bonebolango, Provinsi Gorontalo. dalam Setiyawan, A. D., Sugiyarto., Pitoyo, A., Hernawan, U. E., & Widiastuti, A. (Eds), Prosiding Seminar Nasional “Masyarakat Biodiversitas Nasional” (p.78-84). Surakarta: Masyarakat Biodiversitas Indonesia.

Kawuwung, F. R. (2010). Potensi Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, permasalahan dan konservasi pada tingkat pengembangan dan pengawasan. Jurnal El-Hayah, 1(2), 15-18.

Kristin, Y., Qurniati R., & Kaskoyo, H. (2018). Interaksi masyarakat sekitar hutan terhadap pemanfaatan lahan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman. Jurnal Sylva Lestari, 6(3), 1 – 8.

Larisu, M. A., Sudarsono, Iravati, S., & Nurrochmad, A. (2011). Kajian ilmiah air rebusan batang katola (Arcangelisia flava l. Merr) obat tradisional diare berdarah masyarakat Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Majalah Farmasi Indonesia, 21(4), 283–289.

Lewerissa, E. (2015). Interaksi masyarakat sekitar hutan terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan di Desa Wangonira, Kecamatan Tobelo Barat. Jurnal Agroforestri, 10(1), 10-20.

Luthfia, A. (2013). Menilik urgensi desa di era otonomi daerah. Jurnal of Rural and Development, 4(2), 135-143.

Mamuko, F., Walangitan, H., & Tilaar, W. (2016). Persepsi dan partisipasi masyarakat dalam upaya rehabilitasi hutan dan lahan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur. Jurnal Eugenia, 22(2), 80–91.

Masria., Golar., & Ihsan, M. 2015. Persepsi dan sikap masyarakat lokal terhadap hutan di Desa Labuan Toposo Kecamatan Labuan Kabupaten Donggala. Warta Rimba 3(2), 57-64.

Massiri, S. D., Nugroho, B., Kartodiharjo, H., & Soekmadi, R. (2016). Preferensi dan motivasi masyarakat lokal dalam pemanfaatan sumberdaya hutan di Taman Nasional Lore Lindu Provinsi Sulawesi Tengah. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 23(2), 215 – 223.

Meijaard, E., Abram, N. K., Wells, J. A., Pellier, A. S., Ancrenaz, M., Gaveau, D. L. A., Runting, R. K., & Mengersen, K. (2013). People’s perceptions about the importance of forests on Borneo. PLoS ONE 8(9), 1-14. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0073008

Moowago, L. (2014). Perubahan social masyarakat (Studi perkembangan pendidikan pada masyarakat Pinogu). Tesis tidak dipublikasikan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo.

Moyo, M. I. D., Golar., & Rukmi. (2013). Potensi sosial budaya masyarakat bagi pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada wilayah KPH Model Sintuwu Maroso di Desa Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara. Jurnal Warta Rimba, 1(1), 1 – 8.

Narsuka, D. R., & Sujali. (2009). Persepsi dan peran serta masyarakat lokal dalam pengelolaan TNGM. Majalah Geografi Indonesia, 23(2), 90-108.

Nasution, A., Chikmawati, T., Walujo, E. B., & Zuhud, E. A. M. (2018). Pemanfaatan tumbuhan obat secara empiris pada Suku Mandailing di Taman Nasional Batang Gadis Sumatera Utara. Jurnal Bioteknologi dan Biosains Indonesia, 5(1), 64-74.

Ngakan, P. O., Komarudin, H., Achmad, A., Wahyudi, & Tako, A. (2006). Ketergantungan, persepsi dan partisipasi masyarakat terhadap sumber daya hayati hutan (Studi Kasus di Dusun Pampli Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan). Bogor: Center for International Forestry Research.

Niapele, S. (2014). Bentuk pengelolaan hutan dengan kearifan lokal masyarakat adat tugutil. studi kasus masyarakat adat tugutil di Dusun Tukur-tukur Kecamatan Wasile Timur, Kabupaten Halmahera Timur). Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan, 6(3), 62-72.

Nugroho, A. C., Frans, T. M., Kainde, R. P. & Walangitan, H. D. (2015). Kontribusi hasil hutan bukan kayu bagi masyarakat di Sekitar Kawasan Hutan (Studi Kasus Desa Bukaka). Jurnal Cocos 6(5), 1-12.

Nurrani, L. (2013). Pemanfaatan tradisional tumbuhan alam berkhasiat obat oleh masyarakat di sekitar Cagar Alam Tangale. Info BPK Manado, 3(1), 1-22.

Rahim, S. (2019). Environmental destruction management and natural resource conflict resolution due to illegal mining (A case study in illegal mining at limited production forest of Bone Bolango Regency). International Journal of Innovative Science and Research Technology 4(1), 75-80.

Rindyastuti, R. (2017). Carbon storage of medium-sized tree : a case study on Dillenia collection in Purwodadi Botanic Garden. Journal of Biological Researcher, 22(2),74-80.

Sadono, Y. (2013). Peran serta masyarakat dalam pengelolaan Taman Nasional Gunung Merbabu di Desa Jeruk Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 9(1), 53-64.

Salosa, S. T., Awang, S. A., Suryanto, P., dan Purwanto, R. H. (2014). Hutan dalam kehidupan masyarakat hatam di lingkungan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(3), 349-355.

Sancayaningsih, R. P., Suryanto, E., Reza, A., & Wiryawan, I. F. (2016). Community empowerment program in Pinogu Subdistrict, Bone Bolango Regency, Gorontalo Province, Indonesia : Concerning to the unique biodiversity conservation. Indonesian Journal of Community Engagement, 1(2), 183–193.

Santoso, S. (2014). Statistik NonParametrik. Jakarta : Elex Media Computindo.

Sawitri, R., Suharti, S., & Karlina, E. (2011). Interaksi masyarakat dengan hutan dan lingkungan sekitarnya di kawasan dan daerah penyangga Taman Nasional Kutai. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 8(2), 129 – 142.

Setiawan, H., Purwanti, R., & Garsetiasih, R. (2017). Persepsi dan sikap masyarakat terhadap konservasi ekosistem mangrove di Pulau Tanakeke Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 14(1), 57-70.

Singarimbun, M., & Effendi, S. (Eds). (2011). Metode Penelitian Survey. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3S).

Siregar, S. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sugiharto, A. (2010). Eksplorasi dan koleksi jamur (mushroom) pada kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Sulawesi Utara. Jurnal Berkala Penelitian Hayati, 15,127-130.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta.

Sumanto, S. E., & Takandjandji, M. (2014). Identifikasi pemanfaatan hasil hutan oleh masyarakat: Upaya konservasi sumber daya genetik dan sosial budaya. Buletin Plasma Nutfah, 4(1), 27 – 40.

Syarief, M. A. (2016). Kontribusi tokoh masyarakat dalam menjalankan perannya pada pemilihan kepala Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2013. Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(3), 1-14.

Uslinawaty, Z., Rosmarlinasiah, & Asrun. (2014). Morfologi dan tingkat kelimpahan jenis rotan di Hutan Lindung Papalia Kabupaten Konawe Selatan. Biowallacea, 1(2), 90–96.

Wahyuni, N. I., & Mamonto, R. (2012). Persepsi Masyarakat terhadap Taman Nasional dan Sumber Daya Hutan: Studi Kasus Blok Aketawaje, Taman Nasional Aketawaje Lolobata. Info BPK Manado, 2(1), 1–16.

Wahyuni, N. I. (2014). Pemanfaatan Citra ALOS Palsar dalam menduga biomasa hutan alam : Studi kasus di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Jurnal Wasian, 1(1), 15 – 21.

Wiati, C. B., & Angi, E. P. (2014). Studi pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat Desa Setulang di Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Jurnal Penelitian Dipterokarpa, 8(2), 97-108.

Widoyoko, E. P. (2014). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winara, A., & Mukhtar, A. (2016). Pemanfaatan tumbuhan obat oleh Suku Kanum di Taman Nasional Wasur, Papua. Jurnal Hutan dan Konservasi Alam, 13(1), 57-72.

Yuzen, N., Siregar, Y. I., & Saam, Z. (2014). Hubungan antara kondisi sosial ekonomi dengan persepsi, sikap, dan perilaku masyarakat Kabupaten Kerinci pada Hutan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Jurnal Ilmu Lingkungan, 8(2), 197–213.