PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI SUMBER PANGAN PADA HUTAN RAKYAT POLA AGROFORESTRY DI KECAMATAN PARANGLOE KABUPATEN GOWA

PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI SUMBER PANGAN PADA HUTAN RAKYAT POLA AGROFORESTRY DI KECAMATAN PARANGLOE KABUPATEN GOWA

Authors

  • Hardilah Kadir Universitas Muhammadiyah Makassar
  • M Daud Universitas Muhammadiyah Makassar
  • Hikmah Hikmah Universitas Muhammadiyah Makassar
  • Baharuddin Baharuddin Universitas Hasanuddin
  • Samsul samrin Universitas Muhammadiyah Makassar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, bagian yang dimanfaatkan serta potensi pemanfaatan tanaman pangan pada hutan rakyat di Kelurahan Lanna Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara, quisioner, survey dan studi pustaka kemudian dianalisis dengan metode deskriptif statistik. Hasil penelitian menunjukkan Hutan Rakyat di Kelurahan Lanna, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa yang terdiri atas dua pola agroforestry meliputi pola agroforestry campuran dan pola agroforestry kopi. Pada pola agroforestry campuran terdapat 34 spesies tanaman, dimana yang termasuk tanaman pangan sebesar 9 % (32 jenis) dan yang bukan Pangan sebesar 6 % (2 jenis). Sedangkan pada pola agroforestry kopi teradapat 4 spesies, dimana yang termasuk tanaman pangan sebesar 67% dan yang bukan Pangan sebesar 33%. Bagian tanaman yang di manfaatkan sebagai bahan pangan meliputi batang, daun, bunga, jantung (pisang), buah, rimpang, tunas dan biji. Cara pemanfaatan atau pengolahan bagian tanaman tersebut  diolah dengan cara dimasak, dihaluskan dan tanpa pengolahan (langsung dikonsumsi). Potensi tanaman pangan pada pola agroforestry campuran adalah 32 jenis (94%) tanaman pangan dengan kerapatan 338 individu per ha sedangkan pada pola agroforestry kopi terdapat 4 jenis tanaman pangan (67%) dengan kerapatan 518 individu per ha. Semua bahan pangan tersebut di gunakan atau di manfaatkan masyarakat untuk keperluan sehari-hari ataupun untuk dijual.

References

Alrasyid H. 1980. Intensifikasi dan Efisiensi Penggunaan Tanah Hutan dalam Usaha Membantu Pemecahan Masalah Kebutuhan Penduduk Sekitar Hutan. Yogyakarta (ID): UGM.

Amini, A., & Ahyuni, A. (2019). Perhitungan Nilai Kayu Hutan Rakyat Di Kabupaten Padang Pariaman Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2(1), 23-31.

Apriyanto, D., & Hero, Y. (2016). The Increase of Private Forest's Role to Support Food Security and Proverty Alleviation (Case Study in Nanggung District, Bogor Regency) Peningkatan Peran Hutan Rakyat Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Dan Penanggulangan Kemiskinan. Jurnal Silvikultur Tropika, 7(3), 165-173.

Awang SA, Santosa H, Widayanti WT, Nugroho Y, Kustomo, Sapardiono. 2001. Gurat Hutan Rakyat. Yogyakarta: Debut Press.

Bishop, R. C. 1987. Economic Values Defined. In Valuing Wildlife: Economic and Social Perspectives (D. J. Decker and G. R. Goff, eds.), Westview Press, Boulder, CO., pp. 24-33.

Departemen Kehutanan dan Perkebunan. 1999. Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta: Dephutbun RI.

Depapatemen Kehutanan RI. 1999. Undang Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2007. Menteri Kehutanan No. 35/Menhut-II/2007, Tentang Hasil Hutan Bukan Kayu. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2009. Pangan dari Hutan (Kontribusi Sektor Kehutanan dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional). Makalah seminar nasional “Memantapkan Ketahanan Pangna Nasional Mengantisipasi Krisis Global’, dalam Rangka Hari Pangan Sedunia, 12 Oktober 2009. Jakarta.

de Foresta H, Kusworo A, Michon G, Djatmiko W. 2000. Ketika Kebun Berupa Hutan: Agroforest Khas Indonesia Sebuah Sumbangan Masyarakat. Bogor (ID): Worid Agroforestry Centre (ICRAF).

Ehrenfeld, D. W. 1988. Why Put a Value on Biodiversity? In Biodiversity (E. O. Wilson and F. M. Peter, eds.), National Academi Press Washington, D.C., pp. 212-216.

Hardjanto. 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Suharjito, Editor. Hutan Rakyat di Jawa Peranannya dalam Perekonomian Desa. Bogor (ID): P3KM.

Hardjanto. 2003. Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa [Disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Helms, J.A. 1998. The dictionary offorestry. The Society of American Foresters CABI Publishing. Bethesda, Wallingford.

Indrawati P. 2009. Studi Distribusi Keuntungan dan Kelestarian Hutan Rakyat (Kasus di Kecamatan Leuwiliang, Kanupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor. Tidak Diterbitkan.

[Kemenhut] Kementerian Kehutanan. 2010. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Hutan untuk Mendukung Peningkatan Produksi Pangan. Disampaikan Pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan Menuju ”Feed The World”, 28 Januari 2010. Jakarta (ID): Kementerian Kehutanan.

Ngakan, P. O., A. Achmad, D. William, K. Lahae, and A. Tako. 2005. The Dynamics of Decentralisation System in the Forestry Sector in South Sulawesi: Hystory, Realisties and Challenges towards Autonomus Governance. CIFOR, Bogor.

Nurchayati, N., & Ardiyansyah, F. 2019. Pengetahuan Lokal Tanaman Pangan dan Pemanfaatannya pada Masyarakat Suku Using Kabupaten Banyuwangi. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 7(1).

Pemerintah RI. 2007. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan. Jakarta.

Pramono, A. A., M. A. Fauzi, N. Widyani, I. Heriansyah, dan J. M. Roshetko. 2010. Pengelolaan Hutan Jati Rakyat Panduan Lapangan Untuk Petani. Buku. CIFOR. Bogor. 100 p.

Primack, R. B. 1993. Essentials of Conservation Biology. Sinauer Associates Inc. Massachusetts USA.

Puspitojati, T., Rachman, E., Ginoga, K. L., & Darusman, D. (2014). Hutan tanaman pangan: realitas, konsep, dan pengembangan. Penerbit PT Kanisius.

Reksohadiprodjo, S. 1994. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Edisi Ketiga. Badan Penerbit Fakultas Ekonomi, Yogyakarta.

Salafsky, N., B. L. Dugelby and J. W. Terborgh. 1993. Can Extractive Reserves Save the Rain Forest? An Ecological and Socioeconomic comparison of non-timber forest product extraction system in Peten, Guatemala and West Kalimantan, Inonseia. Conservation Biology 7: 39-52.

Salsabila, P. P., & Zuhud, E. A. (2014). Pemanfaatan Tumbuhan Pangan dan Obat oleh Masyarakat di Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai. Media Konservasi, 19(3).

Soemarwoto O. 1985. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djmbatan.

Suhanda, A. Z., Idham, M., & Anwari, S. Studi Etnobotani Masyarakat Desa Raut Muara Kecamatan Sekayam Kabupaten Sanggau. Jurnal Hutan Lestari, 5(2).

Suharjito D. 2000. Hutan Rakyat di Jawa. Di dalam: Suharjito D, editor. Hutan Rakyat di Jawa. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Suhendang, E. 2002. Pengantar Ilmu Kehutanan. Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan. IPB, Bogor.

[WHO] World Health Organization. 2013. Food Security [Internet]. [diunduh 2014 November 15]. Tersedia pada: http://www.who.int/trade/glossary/ story028/en/.

Downloads

Published

2024-12-15

Issue

Section

Articles

How to Cite

Kadir, H., Daud, M., Hikmah, H., Baharuddin, B., & samrin, S. (2024). PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU SEBAGAI SUMBER PANGAN PADA HUTAN RAKYAT POLA AGROFORESTRY DI KECAMATAN PARANGLOE KABUPATEN GOWA. Forest Services, 2(2), 46-60. https://doi.org/10.62142/c6s62a24

Most read articles by the same author(s)

1 2 > >>