POTENSI PEMANFAATAN ROTAN (Calamus sp.) PADA KAWASAN HUTAN LINDUNG DI DESA LATIMOJONG KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG
Abstract
Potensi Pemanfaatan rotan oleh masyarakat pada Kawasan hutan lindung sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan potensi pemanfaatan rotan oleh masyarakat pada kawasan Hutan Lindung Latimojong. Metode pengambilan data yaitu observasi lapangan, kusioner dan wawancara dan dianalisis secara deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian yaitu rotan yang dimanfaatkan oleh masyarakat terdapat 2 jenis yaitu rotan Tohiti (Calamus inops) dan rotan lambang (Calamus sp.). Kedua jenis rotan dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan baku pembuatan baka dan tapis. Volume rotan yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan Baka, rata-rata volume rotan bulat atau input yaitu sebesar 0.070 m3 kemudian volume rotan helai atau output bahan baku pembuatan Baka yaitu sebesar 0.060 m3. jumlah rotan yang digunakan dalam proses pembuatan 1 buah Baka membutuhkan 40 helai rotan, kemudian rata-rata volume total dari rotan yang digunakan yaitu sebesar 0.021 m3 dan untuk rata-rata volume total/ bulan dari rotan untuk membuat baka sebesar 0.060 m3. Rata-rata volume rotan bulat atau input dalam pembuatan Tapis yaitu sebesar 0.151 m3 kemudian volume rotan helai atau output yaitu sebesar 0.007 m3. Rata-rata volume total dari rotan yang digunakan yaitu sebesar 0.0011 m3 dan untuk rata-rata volume total/ bulan dari rotan untuk membuat Tapis sebesar 0.007 m3. Jumlah total rotan yang digunakan untuk keseluruhan untuk volume total/produk yaitu sebesar 0.0221 m3 dan volume total/bulan dari keseluruhan produk yaitu sebesar 0.067 m3.
References
Baharuddin dan Taskirawati I.2009. Hasil Hutan Bukan Kayu. Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Dranfield dan Manokaran, 1996. Penyebaran Rotan dan Morfologi Rotan. http://www.materipertanian.com/klasifikasi dan ciri-ciri morfologi rotan (diakses pada tanggal 15 Oktober 2021).
Gautama, I. (2008) Analisis biaya dan proses pemanenan rotan alam di Desa Mambue, Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Hutan dan Masyarakat, 3 (1), 101–110.
Januminro.2000. Klasifikasi dan ciri-ciri Morfologi Rotan (diakses pada tanggal 15 Oktober 2021).
Krisdianto dan Jasni, 2005. Deskripsi Rotan. https://id.m.wikipedia.org(diakses tanggal 15 Oktober 2021).
Kemenhut, 2013. Sistematika Tumbuhan Rotan. Jakarta
Kalima, T. & Jasni. (2015) Prioritas penelitian dan pengembangan jenis andalan setempat rotan. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia, 1 (8), 1858–1876.
Kalima, T. & Susilo, A. (2015) The future prospect of the use of rattan as food resources in Central Kalimantan. Proceeding of 6th International Conference on Global Resource Conservation (ICGRC). pp. 62–68.
Kusnaedi, I. & Pramudita, A.S. (2013) Sistem bending pada proses pengolahan kursi rotan Cirebon. Reka Jiva, 1 (2), 1–13.
Peraturan Menteri Kehutanan RI Nomor: P. 50/Menhut-II/2009. Tentang Penegasan Status Dan Fungsi Kawasan Hutan.
Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2004. Tentang Perencanaan Kehutanan. Jakarta.
Sanusi.2012. Rotan Kekayaan Belantara Indonesia. Brilian Internasional
Surabaya
Trangsan, 2016. Pengertian Rotan. http://bintangrotan.blogspot.com(diakses tanggal 15 Oktober 2021).
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Forest Services

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.